Wisata Banyuwangi - Dibalik keindahan
Kawah Ijen ternyata menyimpan sesuatu yang belum diketahui oleh setiap pengunjung. Inilah kawah lain yang bersembunyi dibalik Gunung Merapi, yang berada tepat di sebelah timur Kawah Ijen.
Di puncak Gunung Merapi terdapat dua buah kawah yang keduanya sudah mati. Yang menjadi tujuan utama adalah kawah yang terletak di sebelah kanan, ujung terjauh dari Kawah Ijen. Di tengah kawah tersebut terdapat gundukan tanah dengan pepohonan di atasnya yang
bentuknya nyaris sempurna seperti bulan sabit jika dilihat dari puncak. Karena itu populer dengan sebutan
Kawah Bulan Sabit. Masyarakat setempat menyebutnya dengan "Pintu Angin". Dari sini, di atas ketinggian 2800 mdpl, Anda bisa menikmati panorama Kota Banyuwangi, gagahnya Gunung Raung dan Pulau Bali di kejauhan. Anda juga akan mendapati spot yang sangat bagus untuk melihat keindahan Kawah Ijen dari sudut yang lain.
|
Kawah Bulan Sabit |
|
Dari gunung Merapi yang letaknya lebih tinggi, kita bisa melihat keindahan Kawah Ijen lebih leluasa dari puncak Merapi sabit sisi Barat. |
Tapi tidak mudah untuk mencapai lokasi kawah yang unik ini. Perjalanan ke kawah ini membawa kaki berjalan tak kenal lelah, menelusuri setiap jengkal tanah melalui jalur pendakian yang tidak nampak, dan hampir 80% diselimuti oleh semak-semak yang harus disibak dengan penuh kesabaran.
Jalur
Kawah Bulan Sabit ini sebenarnya tidak pernah dibuka untuk umum karena jalurnya memang tidak jelas, sangat curam, dan rawan longsor. Aturannya, untuk menuju ke sini kita diharuskan mengantongi izin dari Dinas Perhutani selaku pengelola Cagar Alam. Jalur untuk menuju ke
Kawah Bulan Sabit tidak mudah mengingat tiadanya akses yang jelas. Terdapat dua “rute” untuk menuju ke sini, yang pertama dari Pos Paltuding, Banyuwangi, yang membutuhkan waktu enam hari (!) karena medan yang sangat berat.
|
Medan yang menantang. |
Sementara jalur satunya cukup ditempuh dalam waktu 4 jam, yakni dari bibir Kawah Ijen. Dari bibir kawah kita berjalan menyusur ke kanan sekitar 300m, disana akan terlihat gunung bertebing, itulah gunung Merapi. Setelah itu kita harus pindah bukit, dari bibir Kawah Ijen kita akan turun di bekas sungai di sisi utara, dan menanjak lagi ke badan Gunung Merapi. Disini tidak ada jalur permanen, yang ada hanyalah main kira-kira.
Nah baru setelah kita berada di badan Gunung Merapi, nampaklah bekas-bekas jalur pendakian. Dari bekas sungai di bawah tadi, kita akan melewati jalur yang sangat nanjak, selain itu semak dan pohon tumbang merupakan rintangan yang sangat serius.
|
Buah Beri liar. |
Rute menuju
KawahBulat Sabit sangat jarang dilalui orang, bahkan penduduk lokal. Karena itu ketika Anda memutuskan untuk kesana, carilah informasi sebanyak - banyaknya dari warga sekitar. Bahkan jika perlu ajak mereka untuk menjadi guide. Dan jangan lupa membawa peralatan dan bekal yang cukup, karena jalur disana sangat menguras energi. Di sepanjang jalur ke puncak banyak tumbuh
buah Beri liar. Lumayan buat mengisi perut yang lapar sambil beristirahat. Satu hal yang tidak boleh dilupakan, bawa bekal makanan yang cukup dan air minum sebanyaknya. Karena medan yang berat dan Gunung Merapi merupakan daerah kering, sehingga Anda pasti sangat kehausan.
|
Rute yang ditempuh dari barat (Kawah Ijen) ke puncak Merapi di timur. Tampak jelas Kawah Bulat Sabit dilihat dari atas. |
Blogger Comment
Facebook Comment